MAKALAH PERAWATAN DAN SOP TRAKEOSTOMI
MAKALAH
PERAWATAN DAN SOP TRAKEOSTOMI
KELOMPOK III
1.
AGUS YUDO
NIM : 170511002
2.
ELY KRISTIANA
NIM : 170511009
3.
FITRI LESTARI
NIM : 170511011
4.
GENTUT S NIM : 170511012
5.
HENIS L NIM : 170511013
6.
RADEN ANDI
NIM : 170511018
7.
SUYATI NIM : 170511026
SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN
PEMKAB JOMBANG
TAHUN AKADEMIK 2018
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT atas segala rahmat dan hidayah – Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas makalah dengan judul Perawatan Trakeostomi.
Penulis
juga berharap supaya makalah ini dapat menjadi bahan pembelajaran mahasiswa
keperawatan untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta menjadi acuan dalam
praktek keperawatan.
Penulis
juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan . oleh karena
itu, penulis sangat mengharapkan saran dan masukkan dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini di masa mendatang.
Madiun,25 Oktober 2018
Penulis
PERAWATAN TRAKEOSTOMI
I.
Pengertian Trakeostomi
Trakeostomi
adalah operasi membuat jalan udara melalui leher langsung ke trakea untuk mengatasi
asfiksi apabila ada gangguan pertukaran udara pernapasan. Trakeostomi
diindikasikan untuk membebaskan obstruksi jalan napas bagian atas, melindungi
trakea serta cabang-cabangnya terhadap aspirasi dan tertimbunnya discharge
bronkus, serta pengobatan terhadap penyakit (keadaan) yang mengakibatkan
insufisiensi respirasi. Perawatan pasca trakeostomi besar pengaruhnya terhadap
kesuksesan tindakan dan tujuan akhir
trakeostomi. Perawatan pasca trakeostomi yang baik meliputi pengisapan
discharge,
Pemeriksaan
periodik kanul dalam, humidifikasi buatan, perawatan luka operasi, pencegahan
infeksi sekunder dan jika memakai kanul dengan balon (cuff) yang high
volume-low pressure cuff sangat penting agar tidak timbul komplikasi lebih
lanjut.Perawatan kanul trakea di rumah sakit dilakukan oleh paramedis yang
terlatih dan mengetahui komplikasi trakeostomi, yang dapat disebabkan oleh
alatnya sendiri maupun akibat perubahan anatomis dan fisiologis jalan napas
pasca trakeostomi. Selain itu, pasien juga harus mengetahui bagaimana cara
membersihkan dan mengganti kanul trakheostomi, agar pasien dapat secara mandiri
menjaga kesehatan tubuhnya, apabila pasien pulang dengan kanul trakhea masih
terpasang.
Dalam hal
ini peran perawat sangat penting sebagai edukator dan role mode dalam perawatan
mandiri pasien trakheostomi. Oleh karena itu, pada makalah ini akan
dijelaskan berbagai macam hal mengenai
trakheostomi.
A.
Fungsi Trakeostomi
Ø Fungsi dari trakheostomi antara lain:
Mengurangi tahanan aliran udara pernafasan yang selanjutnya mengurangi
kekuatan yang diperlukan untuk memindahkan udara sehingga mengakibatkan
peningkatan regangan total dan ventilasi alveolus yang lebih efektif. Asal
lubang trakheostomi cukup besar (paling sedikit pipa 7)
Ø Proteksi terhadap aspirasi
1. Memungkinkan pasien menelan tanpa reflek apnea, yang sangat penting pada
pasien dengan gangguan pernafasan
2. Memungkinkan jalan masuk langsung ke trachea untuk pembersihan
3. Memungkinkan pemberian obat-obatan dan humidifikasi ke traktus
respiratorius
4. Mengurangi kekuatan batuk sehingga mencegah pemindahan secret ke perifer
oleh tekanan negative intra toraks yang tinggi pada fase inspirasi batuk yang
norma.
5. Mengurangi kekuatan batuk sehingga mencegah pemindahan secret ke perifer
oleh tekanan negative intra toraks yang tinggi pada fase inspirasi batuk yang
norma.
B.
Indikasi dan kontraindikasi
1. Indikasi
dari trakeostomi antara lain:
·
Terjadinya
obstruksi jalan nafas atas
·
Sekret pada
bronkus yang tidak dapat dikeluarkan secara fisiologis, misalnya pada pasien dalam
keadaan koma.
·
Untuk
memasang alat bantu pernafasan (respirator).
·
Apabila
terdapat benda asing di subglotis
·
Penyakit
inflamasi yang menyumbat jalan nafas ( misal angina ludwig), epiglotitis dan
lesi vaskuler, neoplastik atau traumatik yang timbul melalui mekanisme serupa
·
Obstruksi
laring karena radang akut, misalnya pada laryngitis akut, laryngitis difterika,
laryngitis membranosa, laringo-trakheobronkhitis akut, dan abses laring karena
radang kronis, misalnya perikondritis, neoplasma jinak dan ganas, trauma
laring, benda asing, spasme pita suara, dan paralise Nerus Rekurens
·
Sumbatan
saluran napas atas karena kelainan kongenital, trauma eksterna dan interna,
infeksi, tumor.
·
Cedera parah
pada wajah dan leher
·
Setelah
pembedahan wajah dan leher
·
Hilangnya refleks
laring dan ketidakmampuan untuk menelan sehingga mengakibatkan resiko tinggi
terjadinya aspirasi
·
Penimbunan
sekret di saluran pernafasan. Terjadi pada tetanus, trauma kapitis berat,
Cerebro Vascular Disease (CVD), keracunan obat, serta selama dan sesudah
operasi laring
2. Kontraindikasi
dari trakheostomi antara lain :
Infeksi pada tempat pemasangan,
dan gangguan pembekuan darah yang tidak terkontrol, seperti hemofili.
C. Klasifikasi
Menurut letak insisinya, trakeostomi dibedakan
menjadi
Trakeostomi elektif :
Insisi horisontal
Trakeostomi emergensi : Insisi
vertikal
E. Penatalaksanaan
Ø Jenis
Tindakan Trakeostomi
1. Surgical
trakeostomy
Tipe ini dapat sementara dan permanen dan dilakukan di dalam ruang
operasi.Insisi dibuat diantara cincin trakea kedua dan ketiga sepanjang 4-5 cm.
2. Percutaneous
Tracheostomy
Tipe ini hanya bersifat sementara dan dilakukan pada unit gawat
darurat.Dilakukan pembuatan lubang diantara cincin trakea satu dan dua atau dua
dan tiga. Karena lubang yang dibuat lebih kecil, maka penyembuhan lukanya akan
lebih cepat dan tidak meninggalkan scar. Selain itu, kejadian timbulnya infeksi
juga jauh lebih kecil.
3. Mini
tracheostomy
Dilakukan insisi pada pertengahan membran krikotiroid dan trakeostomi mini
ini dimasukan menggunakan kawat dan dilator.
II. Perawatan Trakeostomi / SOP
TRAKEOSTOMI
A. Perawatan trakeostomi meliputi:
1. Pembersihan secret atau biasa disebut trakeobronkial toilet,
2. Perawatan luka pada trakeostomi
3. Perawatan anak kanul
4. Humidifikasi untuk menjaga kelembapan
B. Tujuan Perawatan Trakeostomi
1. Untuk mencegah sumbatan pipa
trakeostomi (Pluging)
2. Untuk mencegah infeksi
3. Meningkatkan fungsi pernafasan
(ventilasi dan oksigenasi)
4. Bronkial toilet yang efektif
5. Mencegah pipa tercabut
C. Prosedur trakeobronkial Toilet
1) Jelaskan prosedur pada klien & keluarga
sebelum memulai dan berikan ketenangan selama pengisapan.
2) Siapkan alat – alat yang diperlukan
3) Cuci tangan
4) Hidupkan mesin suction (portable atau wall dengan
tekanan sesuai kebutuhan)
5) Buka kit kateter pengisap
6) Isi kom dengan normal salin
7) Ventilasi klien dengan bagian resusitasi manual
dan aliran oksigen yang tinggi.
8) Kenakan sarung tangan pada kedua tangan ( steril
)
9) Ambil kateter pengisap dengan tangan non dominan
dan hubungkan ke pengisap
10) Masukkan selang kateter sampai pada karina tanpa memberikan
isapan, untuk menstimulasi reflek batuk
11) Beri isapan sambil menarik kateter, memutar kateter dengan
perlahan 360 derajat tanpa menyentuh lapisan mucus saluran napas (lakukan
pengisapan maksimal 10-15 detik karena pasien dapat hipoksia)
12) Reoksigenasikan dan inflasikan paru pasien selama beberapa kali
nafas
13) Ulangi 4 langkah sebelumnya sampai jalan nafas bersih.
14) Bilas kateter dg normal salin antara tindakan pengisapan
15) Hisap kavitas orofaring setelah menyelesaikan pengisapan trakea
16) Bilas selang pengisap
17) Buang kateter, sarung tangan ke dalam tempat pembuangan kotor.
D. Prosedur Perawatan Luka Trakeostomy
a. Tujuan : mencegah infeksi
mempercepat penyembuhan luka
b. Persipan Alat dan Bahan
1. Set alat perawatan luka
2. Anak kanul trakeostomi
c. Persiapan Pasien
1. Pasien diberi tahu tentang tindakan yang
akan dilaksanakan
2. Mengatur posisi yang nyaman
d. Prosedur Kerja :
1. Cuci tangan
2. Pakai handscoen
3. Angkat kasa kotor dibawah
kanul
4. Bersihkan kulit sekitar
lubang
5. Letakkan kasa bethadine
mengelilingi lubang trakeostomi dengan kasa model bentuk U
6. Angkat tali pengikat
7. Bersihkan kanul dan
memasangnya kembali jika sudah steril
8. Rapikan pasien dan
alat-alat
E. Perawatan Anak Kanul
1. Perawatan Pasca Operasi
Adanya kanul di
dalam trakea yang merupakan benda asing akan merangsang pengeluaran discharge.
Discharge ini akan keluar bila penderita batuk, pada saat dilakukan pengisapan
atau pada saat penggantian anul. Pengeluaran discharge dengan jalan membatukkan
pada penderita dengan trakeostomi tidak seefektif pada rang normal, karena
penderita tidak dapat menutup glotis untuk menghimpun tekanan yang tinggi,
sehingga perlu dilakukan pengisapan. Beberapa jam pertama pasca bedah,
dilakukan pengisapan discharge tiap 15 menit, selanjutnya tergantung pada banyaknya discharge dan keadaan penderita.
Pengisapan discharge dilakukan dengan kateter pengisap yang steril dan
disposable. Pada saat pengisap dimasukkan ke dalam trakea, jangan diberi
tekanan negatif, begitu pula antara pengisapan harus diberi periode istirahat
agar udara paru tidak terlalu banyak terisap, dengan demikian residual volume
tidak banyak berkurang.Setelah ujung pengisap sampai di bronkus, dilakukan
pengisapan perlahan-lahan sambil memutar kanul pengisap.Jika kanul trakea
mempunyai kanul dalam, kanul dalamnya dikeluarkan terlebih dahulu.Kanul dalam
ini harus sering diangkat dan dibersihkan.
2. Perawatan Mandiri Pasca
operasi
Pasca
trakeostomi penderita akan diberi petunjuk oleh dokter atau paramedis perihal
perawatan kanul trakeostomi. Petunjuk untuk penderita ini tergantung pada
keadaan penderita saat dari rumah sakit.
F. Membersihkan kanul dalam
Alat yang perlu disediakan
ialah botol kecil, kasa perban, penjepit, panci bergagang, saringan, dan cairan
penggosok perak. Cara membersihkan kanul dalam, sebagai berikut:
1). Buatlah larutan sabun di dalam botol.
2). Angkat kanul dalam dengan cara pertama-tama putar kait kecil
pengunci kanul dalam dan kemudian tarik kanul dalam ke luar.
3). Cuci kanul dalam dengan
air dingin dan kemudian rendam untuk beberapa menit di dalam cairan sabun.
4). Bersihkan bagian dalam
kanul dalam dengan kasa yang salah satu ujungnya diikatkan pada suatu tempat
(Gb. 1). Gunakan penjepit untuk membantu menarik kasa melalui kanul. Tarik
kanul dalam ke belakang, ke depan dan seterusnya sekeliling kasa yang diikatkan
sampai bagian dalam kanul dalam bersih.
5). Setelah kanul dalam
bersih, cuci dengan baik memakai air dingin yang mengalir.
6). Jika kanul dari perak
telah memudar, rendam di dalam cairan pembersih perak untuk beberapa menit,
kemudian bersihkan dan cuci.
7). Goyangkan kanul dalam
untuk mengangkat tetesan air. Masukkan kanul dalam ke tempatnya dan putar kait
kecil pengunci untuk mengunci pada tempatnya.
8). Minimal sekali sehari
didihkan kanul dalam setelah dibersihkan.
G. Cara mengganti kanul trakeostomi
Petunjuk khusus dari dokter dan perawat diperlukan sebelum penderita
mengganti kanul trakeostominya.Adanya lubang pada anterior leher yang secara
langsung berhubungan dengan trakea, menyebabkan kanul trakeostomi dapat dimasukkan
dengan mudah.Untuk mengangkat kanul trakeostomi, pita trakeostomi dibuka lebih
dahulu, pelindung atau permukaan lempeng kanul trakeostomi dipegang dengan ibu
jari dan jari telunjuk, kemudian ditarik ke arah anterior dan posterior.Kanul
harus bersih dengan pita trakeostomi telah terpasang, dan siap untuk dimasukkan
sebelum pengangkatan kanul trakeostomi. Salep dioleskan sangat tipis pada
permukaan luar kanul rakeostomi
untuk mempermudah memasukkannya. Pita trakeostomi yang digunakan pada kanul
dapat satu atau dua untai.
Pada saat memasukkan kanul trakeostomi, penderita melihatnya melalui cermin
dan pegang tiap sisi lempeng permukaan kanul dengan ibu jari dan jari telunjuk.
Kanul trakeostomi akan eluncur ke dalam dengan tekanan ke arah dalam secara
halus. Di samping itu, hal yang penting ialah bahwa kanul dimasukkan segera
setelah kotoran yang melekat pada kanul dibersihkan.Setelah kanul trakeostomi
terpasang di tempatnya dan pita trakeostomi diikat, tempatkan kasa di atas
kanul.
I. Cara suction
Banyaknya discharge mukus
bervariasi. Mukus ini akan meningkat jumlahnya jika penderita dingin, jika
udara dalam rumah kering, atau jika kanul teriritasi. Penghisapan mungkin
diperlukan untuk mengontrol mukus.Mesin penghisap yang mudah dibawa dapat
dipinjam dari rumah sakit dengan petunjuk penggunaannya.Kateter karet tidak
boleh dimasukkan sampai melewati ujung dalam kanul trakeostomi, kecuali jika
ada instruksi khusus untuk melakukannya dari dokter.Jika mesin penghisap tidak
didapat, semprit steril atau kateter yang dapat dibeli di toko obat atau apotik
bisa digunakan sebagai penghisap.
Cara melakukan :
1). Siapkan alat-alat.
2). Pegang
kateter dengan salah satu tangan dan balon karet pada semprit dengan tangan yang lain.
3). Tekan
balon karet sebelum kateter dimasukkan ke dalam kanul trakeostomi, untuk
mengeluarkan udara di dalamnya.
4). Lepaskan balon karet,
mukus akan terhisap ke dalam kateter dan semprit.
5). Bersihkan
alat-alat dengan air sabun. Peralatan tersebut sering dididihkan untuk memelihara kebersihannya
DAFTAR PUSTAKA
Somantri, Irman. Keperawatan
Medikal Bedah Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Pernapasan.
2008. Jakarta : Salemba Medika.
Doenges, dkk. Rencana Asuhan
Keperawatan. 2000. Jakarta : EGC
Davis, FA. Understanding
Respiratory System. 2007.
Arif Mansjoer. Kapita
Selekta Kedokteran, Edisi ke 3, Jilid I, 2000, FKUI : Media Aesculapius,
Jakarta
Ngastiyah. Perawatan
Anak Sakit, Kedokteran EGC, Jakarta.
Lismidar, dkk. Proses
Keperawatan, 1990, Universitas Jakarta.
Komentar
Posting Komentar