ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN HIPERTENSI
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN HIPERTENSI
Oleh
: Fitri Lestari
Nim :( 170511011 )
Pembimbing
: Iswanto Karso,M.Sc.RN
Pada
kesempatan ini saya akan membahas tentang kasus Hipertensi. Hipertensi
(tekanan darah tinggi) mendapat
julukan sebagai “pembunuh secara diam-diam” karena hipertensi dapat mematikan
dan seringkali tak terdiagnosa. Lebih buruknya lagi, hipertensi menyebabkan semua
permasalahan tersebut secara diam-diam, seringkali tanpa adanya peringatan
terlebih dahulu. Hipertensi dapat terjadi dari berbagai faktor penyebab, di
antaranya gaya hidup dan pola makan. Hipertensi juga dapat terjadi akibat
obstruksi pada arteri dan kelemahan otot jantung untuk memompa darah.
Beberapa definisi Hipertensi
1. Pengertian
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan
tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg. ( Smith Tom, 1995 )
2. Hipertensi
adalah tekanan darah tinggi atau istilah kedokteran menjelaskan hipertensi
adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan pada mekanisme pengaturan tekanan
darah (Mansjoer, 2000 : 144)
3. Hipertensi
atau sering disebut dengan darah tinggi adalah suatu keadaan dimana terjadi
peningkatan tekanan darah yang mememberi gejala berlanjut pada suatu target
organ tubuh sehingga timbul kerusakan
lebih berat seperti stroke ( terjadi pada otak dan berdampak pada
kematian yang tinggi), penyakit jantung koroner ( terjadi pada kerusakan
pembuluh darah jantung ) serta penyempitan ventrikel kiri atau bilik kiri (
terjadi pada otot jantung ) (Dinkesprov Jateng, 2009:38).
Hipertensi sendiri dibedakan
menjadi 2 golongan besar yaitu : ( Lany Gunawan,2001 )
1. Hipertensi
essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya. Lebih
dari 90% pasien hipertensi merupakan hipertensi esensial, yang tidak diketahui
penyebab aslinya yang dapat mempengaruhi regulasi tekanan darah. Kemungkinan
karena volume darah yang dipompa jantung meningkat, yang mengakibatkan
bertambahnya volume darah di pembuluh arteri.
2.
Hipertensi sekunder yaitu hipertensi
yang disebabkan oleh penyakit lain.
Pada
umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab spesifik. Hipertensi terjadi
sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer. Meskipun
hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian
telah menemukan beberapa factor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi.
Ø Faktor
penyebab hipertensi :
1. Faktor
Keturunan : menurut data statistic seseorang akan memiliki kemungkinan lebih
besar untuk mendapatkan hipertensi jika orangtuanya adalah penderita
hipertensi.
2. Faktor
ciri perseorangan :
a) Umur
( jika umur bertambah maka TD meningkat )
b) Jenis
kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )
c) Ras
( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )
3. Kebiasaan
hidup yang menyebabkan hipertensi :
a)
Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi
dari 30 gr )
b)
Kegemukan atau makan berlebihan
c)
Stress
d)
Merokok
e)
Minum alkohol
f) Minum
obat-obatan ( ephineprin,prednisone, epineprin )
Pada sebagian besar penderita,
hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa
gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi
(padahal sesungguhnya tidak). Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak
diobati, bisa timbul gejala berikut:
- sakit kepala
- kelelahan
- mual
- muntah
- sesak nafas
- gelisah
- pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.(www.medicastore.com).
Saya pernah merawat pasien Tn M dengan hipertensi mengalami
sakit kepala / kepala pusing, dan leher terasa tegang. Dimana sakit kepala adalah gejala
gangguan fungsi distolik dan peningkatan tekanan pengsien ventrikel
walaupun fungsi distolik masih normal,
bila berkembang terus terjadi hipertensi eksentri dan akhirnya menjadi dilarasi
ventrikel kemudian gejala banyak datang. Stadium ini kadang kala disertai
dengan sirkulasi ada cadangan aliran darah ovoner dan makin membentuk kelainan
fungsi mekanik/pompa jantung yang selektif. (Mansjor, 2001 : h 442). TD : 170/100
mmHg, nadi 98x/menit, suhu 36,4 C ,RR :
22x/mnt.
Asuhan keperawatan adalah metode
dimana suatu konsep diterapkan dalam praktek keperawatan. Hal ini biasanya
disebut sebagai suatu pendekatan problem solving yang memerlukan ilmu teknik
dan keterampilan interversional dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan klien. (Iyert
el, al, 1996)
Pengkajian
merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang
sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber, untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan klien. Setelah melakukan pengkajian sebagai
perawat, kita harus melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang. Kemudian pada
tahap selanjutnya kita menentukan permasalahan dengan menegakkan diagnosa
pasien.
Pada tahap
pengkajian ditemukan keluhan pada Tn.M berupa sakit kepala/ pusing dengan skala
nyeri 3 disebabkan adanya peningkatan tekanan vaskuler melaporkan tentang nyeri
berdenyut yang terletak pada regiu suboksipital. Terjadi pada saat bangun dan
hilang secara spontan setelah beberapa waktu. Terasa mual dan nafsu makan
menurun adanya perubahan diit yang ada dirumah sakit, pasien sebelum MRS makan
3x1 sehari porsi makan habis, setelah MRS pasien tidak menghabiskan porsi makan
hanya 1/3 dari porsi makan yang dihabiskan.
Pemeriksaan yang paling sederhana
adalah palpasi hipertensi karateristik lama, untuk bertambah bila terjadi
dibatasi ventrikel kiri iktusikordis bergerak kiri bawah, pada auskultasi
Pasien dengan hipertensi konsentri dapat ditemukan 5 bila sudah terjadi jantung
didapatkan tanda-tanda rusiensi mitra velature. (Arif Mansjoer. 2001 : h 442)
Kenaikan
TD (pengukuran serial dan kenaikan TD diperlukan
untuk menaikkan diagnosis
- Hipotensi
postural (mungkin berhubungan dengan regimen otak)
- Nadi
denyutan jelas dari karotis, juguralis, radialis
- Denyut
apical : Pm, kemungkinan bergeser dan sangat kuat
- Frekuensi/irama
: Tarikardia berbagai distrimia
- Bunyi,
jantung tidak normal pada S3 dan S4
Pada
gambaran EKG menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang P
adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
Diagnosa
keperawatan merupakan keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga atau
masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang
aktual atau potensial. (Aziz Alimul, 2009 : h 92) Sebagai dasar seleksi
intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan
kewenangan perawat. Semua diagnosa keperawatan harus didukung oleh data.
Nyeri (akut),
sakit kepala b/d peningkatan tekanan vaskuler selebral d/d melaporkan tentang
nyeri berdenyut yang terletak pada regiu suboksipital. Terjadi pada saat bangun
dan hilang secara spontan setelah beberapa waktu.
Gangguan
pemenuhan nutrisi kurang adri kebutuhan
tubuh b/d intake yang tidak adekuat. Pada pasien hipertensi faktor selain
genetik dan pola hidup,seperti aktivitas yang kurang, asupan makanan asin dan
kaya lemak, minuman beralkohol sangat berperan dalam melonjaknya hipertensi.
Rencana
keperawatan adalah semua tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu
klien beralih dari status kesehatan saat ini kestatus kesehatan yang diuraikan
dalam hasil yang diharapkan( Gordon,1994 ).Rencana perawatan teroganisasi
sehingga setiap perawat dapat dengan cepat mengidentifikasi tindakan perawatan
yang diberikan. Berdasarkan diagnosa tersebut kita melakukan perencanaan
keperawatan pada Tn.M dengan hipertensi. Pada saat pengkajian Tn .M merasakan
sakit kepala/pusing, setelah dilakukan tindakan keperawatan sakit kepala akan
berkurang dengan skala nyeri 2 – 1 bahkan sakit tersebut hilang. Kebutuhan
nutrisi terpenuhi, nafsu makan meningkat dan tingkat keberhasilan dalam menjalankan diet rendah garam baik
dirumah sakit maupun rumah.
Untuk mendapatkan
hasil maksimal adapun tindakan keperawatan selain terapi farmakologi dapat kita lakukan dengan
terapi non farmakologi :
1. Menurut
jurnal” Relaksasi Otot Progresif Dapat menurunkan Nyeri Kepala”
Relaksasi otot
progresif merupakan salah satu tehnik terapi untuk menurunkan nyeri kepala
berupa latihan pengendoran otot-otot. Pada pelatihan relaksasi ini perhatian
individu diarahkan untuk membedakan perasaan yang dialami saat kelompok otot
dilemaskan dan dibandingkan ketika otot-otot dalam kondisi tegang. Sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Snyder,2002 didapatkan hasil bahwa latihan relaksasi otot
progresif memberikan dampak yang signifikan dalam menurunkan tekanan darah pada
penderita hipertensi esensial atau primer. Dampak yang terjadi meliputi dampak
langsung dan jangka panjang. Dampak langsung dari terapi relaksasi progresif
adalah penurunan tekanan darah terutama sistolik pada orang dewasa yang
melakukan pengobatan teratur.
2.
Mempertahankan tirah baring selama fase
akut
Meminimalkan stimulasi
/ meningkatkan relaksasi,sehingga akan mengurangi nyeri kepala. Selain itu
dapat memenuhi kebutuhan oksigen, sehingga pasien dapat istirahat dan mengembalikan kekuatan
karena dapat beristirahat tanpa terganggu dengan adanya sakit kepala.
3.
Membantu pasien dalam ambulasi sesuai
kebutuhan
Selama sakit terutama
gejala sakit kepala belum teratasi sebaiknya kebutuhan pasien dibantu keluarga
untuk mengurangi ambulasi pasien. Dengan begitu pasien dapat meminimalkan
penggunaan oksigen dan aktivitas yang berlebihan yang memperberat nyeri/kondisi
klien.
4.
Beri porsi makan sedikit tapi sering
Dengan pemberian makan sedikit tapi
sering dalam artian pasien makan
seperempat porsi nanti diulang setiap satu jam diharapkan porsi makan
habis sehingga nutrisi tetap terpenuhi.
Melakukan
kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi farmakologi terutama obat
antihipertensi seperti obat diuretik , penghambat simpatetik, betabloker,
vasodilator, antagonis kalsium. Dengan pengobatan dan kontrol yang teratur,
serta menghindari faktor resiko terjadinya hipertensi, maka angka kematian
akibat penyakit ini bisa ditekan. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk diet dan
makanan tambahan yang disukai pasien.
Implementasi
merupakan tindakan yang dilakukan pada pasien setelah kita menentukan
perencanaan baik bersifat mandiri maupun kolaboratif. Dalam melakukan
implementasi perawat bekerjasama dengan pelaksanaanya. Tindakan yang dilakukan
yaitu memberikan pendidikan kesehatan mengenai sakit kepala, pengertian dan
tujuan tehnik relaksasi. Selama sakit diharapkan keluarga membantu kebutuhan
pasien dan membatasi ambulasi pasien agar tidak memperberat kondisi penyakit
pasien, dengan tirah baring selama beberapa hari sampai ditentukan ambulasi
secara bertahap ssesuai advis dokter. Mengajari pasien dalam memberikan makan
dengan porsi sedikit tapi sering/diulangi tiap satu jam supaya nutrisi
terpenuhi.
Perencanaan
evaluasi memuat kriteria keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses
dapat dilihat dengan jalan membandingkan antara proses dengan pedoman / rencana
tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan
antara tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan sehari-hari dan tingkat
kemajuan kesehatanpasien dengan tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.
Setelah dilakukan tindakan dengan ditentukan kriteria waktunya , setelah
dilakukan tindakan baik farmakologi selama 15 menit dan non farmakologi dengan
tehnik otot progresif diharapkan nyeri berkurang dengan skala nyeri 1 ataupun
hilang. Beserta gejala lainya mual, nafsu makan menurun nutrisi terpenuhi
dan adekuat .
Demikian pembahasan asuhan
keperawatan pada pasien hipertensi, semoga dapat bermanfaat dan dapat dijadikan
referensi dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi
kita semua.
Daftar Pustaka
- Brunner & Suddarth. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta, EGC, 2002
- Chung, Edward.K. Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskuler, Edisi III, diterjemahkan oleh Petrus Andryanto, Jakarta, Buku Kedokteran EGC, 1995
- Doenges, Moorhouse & Geissler. 2001. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC; Jakarta.
- Gunawan, Lany. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi , Yogyakarta, Penerbit Kanisius, 2001
- Heni Rokhaeni,dkk. 2001. Keperawatan Kardiovaskuler Pusat Jantung Nasional Harapan Kita. EGC: Jakarta.
- Mansjoer,arif.dkk.2001. Kapita Selekta kedokteran , Ed-3, jilid I. Jakarta:FKUI Media Aesculapius
- Slamet Suyono. 2001. Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II Edisi ketiga. EGC: Jakarta.
Komentar
Posting Komentar